SIAP MEMBELA DIRI
Pada suatu hari yang cerah tahun 1803, matahari bersinar dengan terangnya. Awan-awan menyeruk seakan memberi kesempatan kepada Raja Siang itu untuk menunaikan tugasnya menyinari Negeri Bonjol.
Muhammad sahab, yang lebih dikenal dengan gelar tuanku Imam Bonjol, sedang mengumpulkan orang-orang di negeri itu untuk membicarakan masalah penting yang kini sedang mereka hadapi. tuanku imam yang berumur tiga puluhan itu adalah putra tuanku rajanuddin. ibunya bernama humatun.tuanku imam bonjol adalah salah seorang anak dari keluarga itu. ia dilahirkan di alahan panjang, termasuk wilayah bonjol, pada tahun 1772.
Pada umur tiga puluhan itu, muhammad sahab digelari pula sebutan malin basa. darah keagamaan sudah melekat padanya sejak kecil, berkat bimbingan kedua orang tuanya yang juga patuh pada ajaran islam. karena itu pula, dalam usia banyak. ia adalah guru yang amat di senangi oleh masyarakat. namanya cepet terkenal dengan sebutan tuanku imam bonjol.
Tuanku imam bonjol telah berdiri di hadapan beribu-ribu pengikutnya. dengan suara yang lantang dan jelas, tuanku imam berkata. "saudara-saudaraku sekalian, seperti kita maklumi, bangsa belanda kini telah berusaha melebarluaskan usaha penjajahannya.
kata-kata tuanku imam disebut dengan gegep gempita sebagai pertanda setuju.
"Terima kasih," kata tuanku imam meneruskan. "oleh karena itu mulai hari ini, marilah kita mendirikan benteng pertahanan. pertahanan lahir dan pertahanan batin. pertahanan lahir ialah dengan membuat benteng pagar aur yang cukup kuat sehingga tidak mudah untuk ditembus oleh musuh. pertahanan batin ialah dengan menyadari dan menginsyafi diri sendiri, bertekad tidak akan mengkhianati perjuangan benteng lahir itu, tetap akan ambruk jika di dalam lingkungan kita sendiri yang mangkhianatinya."
tuanku imam bonjol barhenti sejenak sekadar untuk menarik nafas. sementara itu, rakyat yang mendengar-kannya terdiam semua. meraka benar-benar sedang mencamkan apa yang dikatakan pemimpinnya. tidak lama kemudian, tuanku imam meneruskan lagi pembicaraannya.
"Untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk kemungkinan perang yang besar-besaran, kita harus melipatgandakan hasil perkerjaan sawah kita. kita harus sampai kelaparan! untuk ituaturlah jaga malam yang adil." kemudian, tuanku imam bonjol mengakhiri rapatnya yang disebut gembira oleh seluruh penduduk negeri baonjol.
kata-kata tuanku imam disebut dengan gegep gempita sebagai pertanda setuju.
"Terima kasih," kata tuanku imam meneruskan. "oleh karena itu mulai hari ini, marilah kita mendirikan benteng pertahanan. pertahanan lahir dan pertahanan batin. pertahanan lahir ialah dengan membuat benteng pagar aur yang cukup kuat sehingga tidak mudah untuk ditembus oleh musuh. pertahanan batin ialah dengan menyadari dan menginsyafi diri sendiri, bertekad tidak akan mengkhianati perjuangan benteng lahir itu, tetap akan ambruk jika di dalam lingkungan kita sendiri yang mangkhianatinya."
tuanku imam bonjol barhenti sejenak sekadar untuk menarik nafas. sementara itu, rakyat yang mendengar-kannya terdiam semua. meraka benar-benar sedang mencamkan apa yang dikatakan pemimpinnya. tidak lama kemudian, tuanku imam meneruskan lagi pembicaraannya.
"Untuk menghadapi segala kemungkinan, termasuk kemungkinan perang yang besar-besaran, kita harus melipatgandakan hasil perkerjaan sawah kita. kita harus sampai kelaparan! untuk ituaturlah jaga malam yang adil." kemudian, tuanku imam bonjol mengakhiri rapatnya yang disebut gembira oleh seluruh penduduk negeri baonjol.
0 komentar:
Posting Komentar