my blog

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Dibalik Daun-Daun yang Berserakan


Dahulu, di sebuah kota di madura, ada seorang nenek penjual bunga cempaka. ia menjual bungannya di pasar setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai berjualan, ia pergi ke masjid agung di kota itu. ia berwudu, masuk masjid, dan shalat dhuhur.

setelah membaca wiri dan doa sekadarnya, nenek tersebut keluar masjid, lalu membungkuk-bungkuk di halaman. ia mengumpulkan dedauanan yang berceceraan. selembar demi selembar dikaisnya, tidak satu lembar pun ia lewatkan.

tentu saja perlu waktu lama untuk membersihkan halaman masjid dari dedaunan yang jatuh dari pohon dengan cara seperti itu. padahal, jika tengah hari, sangatan matahari di madura sungguh menyengat. keringat pun mengucur dari tubuh yang kurus dan mulai rapuh itu.

banyak pengujung masjid yang merasa iba kepadanya. hingga suatu hari, takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum si nenek datang. pada hari itu dan langsung masuk masjid. Usai menunaikan shalat, ketika melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut.

tidak ada satu pun daun terserak disitu. ia kembali lagi ke masjid dan lalu menangis. ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. orang-orang pun menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu,"berikan aku kesempatan untuk membersihkannya."

singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan daun-daun yang berserakan seperti biasa seorang kiai yang terhormat diminta untuk nenyakan kepda perempuan tua itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan daun-daun di halaman masjid.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar